Senin, 30 April 2012

7 Alasan Kenapa Memilih Gadget atau Ponsel Berbasis Android


Tidak perlu dipungkiri lagi, sekarang Android sudah menjadi salah satu Operating System SmartPhones yang banyak dipakai di seluruh dunia. Bahkan menurut beberapa sumber, saat ini Android sudah menguasai lebih dari 33% dari seluruh pasar ponsel baru. Jika beberapa tahun lalu masih didominasi oleh Symbian, sekarang Nokia ketar-ketir melihat perkembangan Andoid yang begitu cepat.

Beberapa alasan mengapa produsen ponsel, developer software maupun konsumen lebih memilih smartphones berbasis Android bisa anda baca di bawah ini:

1) Android itu Gratis
Seperti produk lain dari Google, Android bisa dimanfaatkan dengan gratis. Bagi seorang developer, anda bisa mengcustomize sendiri aplikasi yang akan digunakan. Bagi produsen ponsel, Android merupakan pilihan menarik mengingat harganya yang “free” sehingga mampu memangkas biaya produksi dari ponsel yang mereka rilis.
Karena banyaknya produsen dan developer software yang mengembangkan aplikasi Android, konsumen juga bisa memilih aplikasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Tinggal mencai aplikasi di Android market kemudian diinstall pada ponsel. Jika tidak cocok dengan kebutuhan, hanya perlu uninstall dan mencari aplikasi lain di Android market.

Bisa dikatakan, Android adalah “Linux” dalam dunia SmartPhones.
2) Multi Tasking
Seperti notebook, semua ponsel Android bisa multitasking. Artinya pengguna bisa memerintahkan ponsel untuk memerintahkan beberapa pekerjaan sekaligus. Sebagai contoh, saat anda download aplikasi, anda bisa menggunakan aplikasi lain seperti mendengarkan musik, login ke twitter dan pekerjaan lain.
Persis seperti apa yang pernah dikatakan oleh Steve Jobs (Aktor dibalik kesuksesan Apple), PC Tablet akan menggantikan tugas notebook tetapi dengan bobot yang lebih ringan.

3) Android Rutin Update
Seperti operating system “Open Source” yang lain, Android selalu “up-to-date” untuk melakukan perubahan. Setiap ada “bug” yang baru ditemukan, para pengembang akan menyediakan “patch” untuk memperbaikinya. Dan jangan lupa, setiap versi yang dirilis akan meningkatkan performa dari OS itu sendiri.
Berbeda dengan OS yang dibuat oleh satu perusahaan tertentu. Konsumen harus menunggu rilis terbaru dari perusahaan itu untuk mendapatkan update terbaru. Dan seringkali, perusahaan tersebut “terlambat” merilis versi baru untuk memperbaiki “bug” pada versi sebelumnya.


4) Nama baik Google
Tidak dipungkiri Google bisa menjadi salah satu alasan kenapa Android cepat dipercaya oleh orang semua orang di dunia. Google selalu menghadirkan warna baru baru di internet melalui produk-produk mereka yang penuh dengan inovasi. Dan yang lebih penting lagi, sebagian besar produk Google bisa dinikmati dengan gratis.
Dan seperti produk Google yang lain, Android bisa langsung terkenal dan diterima masyarakat dunia karena Google. Boleh dikatakan, Android “mendompleng” nama keren Google untuk menjadi terkenal.

5) Keterlambatan Microsoft Merilis Windows Phone 7
Windows Phone 7 memang sudah dirilis dan beberapa produsen ponsel  juga mulai melirik OS buatan Microsoft untuk digunakan pada Ponsel produksi mereka. Namun, Windows Phone 7 hadir disaat Android sudah merajai ranah ponsel yang tentunya akan mempersempit ruang gerak Microsoft untuk mengembangkan sayap.
Secara langsung atau tidak langsung, Keterlambatan Microsoft merilis Windows Phone 7 juga menjadi salah satu penyebab mengapa Android bisa berkembang pesat seperti sekarang.

6) Dukungan Produsen Ponsel Kelas Atas
Mungkin ini yang dinamakan “Simbiosis Mutualisme” antara produsen ponsel kelas atas dengan Google. Untuk memangkas biaya operasional, produsen ponsel akan mencari OS berkualitas dengan harga seminim mungkin dan pada saat yang sama Google datang dan memberi penawaran berupa “Android” dengan harga “Free”. Merupakan hal yang bodoh jika menolak peawaran tersebut.
Beberapa produsen kelas atas yang mulai mendukung ponsel Android diantaranya Samsung, Motorola, HTC dan Sony Ericsson. Selain itu, masih banyak lagi produsen ponsel dunia yang ingin dan akan menggunakan Android sebagai OS dari SmartPhones yang mereka produksi.

7) Aplikasi Yang Beragam
Saat pertama kali menggunakan Android, coba buka menu Android Market. Di situ ada ribuan aplikasi yang siap digunakan mulai dari aplikasi yang mendukung pekerjaan sehari-hari, aplikasi gallery foto, aplikasi jejaring sosial, games dan banyak lagi. Hanya perlu memilih aplikasi mana yang ingin digunakan dan install pada ponsel anda. Walaupun begitu, beberapa aplikasi memang bersifat komersial sehingga anda harus sedikit merogoh isi kantong untuk menggunakannya.

Beberapa alasan di atas adalah gambaran umum kenapa harus memilih ponsel Android. Jika anda punya alasan lain yang “pro” atau “kontra” bisa anda tambahkan dengan meninggalkan komentar di bawah ini.

Cara Hack Facebook


Perhatian: Cara Hack Facebook ini tidak untuk orang yang hanya sekedar iseng, tapi ini harus dilakukan karena ada penyebabnya.
Ada beberapa cara untuk melakukan Hacking Facebook, berikut ini informasinya:

   Fake Login: Ini adalah cara yang seringkali di pakai oleh orang iseng, yaitu dengan cara membuat halaman login palsu. Ini seringkali terdapat di Warnet, dia melakukan setting Home Page Browser dengan halaman login palsu tersebut, sehingga user yang melihatnya, tanpa basa-basi langsung login, dan login pertama yang dilakukan sudah jelas gagal, dan di redirect ke halaman salah password facebook.

    Faceniff (Session Hijacker for Android): Ini adalah aplikasi yang ada di ponsel Android. Cara kerjanya adalah mencari session yang bertebangan di suatu area Wi-Fi, dan jika ada akun facebook yang sedang login, maka dengan otomatis Faceniff bisa mengambil alih untuk ikut mengakses profil facebook tersebut, bisa update status, upload foto, logout, dll, tapi yang tidak bisa yaitu mengganti password, jadi cara ini masih sebatas mengambil alih akun facebook sesaat.

    Keylogger: Cara yang cukup ampuh juga, karena dengan Keylogger, seseorang bisa dengan mudah mengetahui aktifitas apa saja yang sedang / sudah berlangsung di sebuah komputer. Jika seseorang melakukan login facebook, maka akan terekam username beserta passwordnya.

    Firesheep: Adalah sebuah addons Mozilla Firefox yang cara kerjanya sama dengan Faceniff di Android, Session Hijacker, dan apa saja yang bisa dilakukan dengan Firesheep juga sama, jadi hanya bisa melakukan hal-hal di akun facebook yang tidak meminta konfirmasi password.

    Brute Force: Cara kerjanya yaitu melakukan uji coba login berkali-kali dengan kombinasi password yang telah diprogram atau dipersiapkan terlebih dahulu, yang biasanya akan ditebak dengan mudah yaitu kombinasi password yang hanya menggunakan huruf dan angka, dan tidak terdiri dari huruf besar dan huruf kecil, apalagi tanda baca. Contoh: 123abc123. Ada software untuk melakukan Brute Force Login Facebook, tapi sangat sulit didapat, jadi mungkin ini tidak bisa menjadi sebuah pilihan.

    Cara Ampuh Hacking Facebook: Cara ini adalaha cara yang paling mudah dan banyak sekali dipraktekan oleh orang-orang iseng, yaitu “BERTANYA LANGSUNG PADA SI TARGET“, entah melalui SMS, Pesan Facebook, atau media lainnya, ya jangan cuma tangan kosong, bawa sesuatu hal yang membuat dia takut donk, misalnya bawa kecoak atau cacing, atau yang lagi hits, Tomcat, hehe..
 
Sebenarnya masih banyak lagi cara hacking akun facebook, tapi untuk saat ini hanya itu saja yang tetangga sebelah ketahui

6 Alasan Tinggalkan BlackBerry_(Oleh Gelar Pradipta Utama | Jagat Pintar – Kam, 26 Apr 2012)


Sejak memutuskan tidak lagi menggunakan perangkat BlackBerry, saya banyak ditanya teman dekat mengenai keputusan itu. Mereka seolah-olah terpukau.
"Emang lo bisa nggak pakai BB? Yakin?"
Pertanyaan di atas bukan tanpa sebab. Penduduk kelas menengah ke atas Indonesia, khususnya Jakarta memang mayoritas menggunakan BlackBerry sebagai telepon seluler utama mereka dalam berkomunikasi satu sama lain.
Tidak lagi menggunakan BlackBerry seakan meninggalkan sebuah saluran tempat kita terhubung dengan hampir seluruh orang di lingkungan terdekat.
Namun toh setelah dua bulan tidak lagi menggunakan BlackBerry, saya masih hidup normal. Semuanya baik-baik saja.
Mengapa saya mengucapkan selamat tinggal BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah
Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry sebagai perangkat utama, dua tahun pula saya harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang sering kali bermasalah. Entah siapa yang salah — operator lokal atau jaringan BlackBerry — komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap tersendat.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat sampainya, mengakses Internet pun susah bukan main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi Internet adalah tumpuan utama komunikasi. Tanpa Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir tidak ada.
2) Ketergantungan pada BBM
Saking banyaknya BlackBerry digunakan, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alat komunikasi utama, menggantikan telepon. Alasannya mudah saja, BBM jauh lebih mudah dan murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah perihal pribadi, namun tidak PIN BBM. Mereka lebih nyaman membagikan PIN BBM daripada memberikan nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti saya sebutkan di poin satu, BBM juga sering mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM sering mengalami keterlambatan (pending messages) yang membuat gusar, apalagi jika dalam keadaan darurat.
3) Semua benci Broadcast Message
Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test Contact, pls ignore.", atau "Teruskan pesan ini jika tidak kamu akan melarat seumur hidup", atau "Add temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau masyarakat Indonesia yang terlalu, ehm, kreatif. Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda mengirim pesan ke seluruh kontak, sering disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini lucu, tapi saya tidak. Bayangkan bila 10 orang senantiasa terus-menerus mengirim pesan semacam ini setiap hari. Tidakkah kamu merasa terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh smart user (pengguna pintar). Namun sayangnya, untuk membeli smartphone orang tidak perlu ikut ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas
Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi mesinnya yang terbatas. Untuk informasi, seluruh aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam memori internal, bukan eksternal alias kartu memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras menjalankan begitu banyak aplikasi, namun hanya diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran perangkat BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi bawaan BlackBerry — dengan mematikan banyak fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak dibutuhkan seperti pilihan bahasa, ringtone, dan software bawaan. Teknik yang lebih dikenal dengan nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan sendiri. Salah-salah BlackBerry kamu bisa mati total.
5) Minim inovasi
Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau memang kebutuhan pengguna yang tidak meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan inovasi signifikan pada setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar betul bahwa tanpa perlu menambah kamera menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB, pengguna mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli BlackBerry jenis terbaru hanya karena faktor gaya saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena prosesornya lebih canggih, atau kameranya lebih bagus, atau OS-nya baru (malah sangat sedikit di antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain
BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di dunia ini. Bahkan, BlackBerry bukan satu-satunya ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang dijalankan BlackBerry dapat dijalankan juga di ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera, merekam video, hingga mengedit foto bahkan bisa diproses dengan lebih baik di ponsel pintar lainnya. Sebut saja iPhone yang dapat mengambil foto dengan kualitas lebih tinggi. Dan Samsung Galaxy yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan tanpa kompetitor. Di saat RIM masih bergelut dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa layanan di luar BBM semakin berkembang. Sebut saja Line, WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga Yahoo! Messenger.
Itulah beberapa alasan saya meninggalkan BlackBerry. Kamu punya pendapat lain? Atau kamu justru berpendapat bahwa menggunakan BlackBerry adalah solusi yang tepat? Saya tunggu pendapat kamu di kolom komentar :D

BB vs Android vs iPhone (BY Salman Mawardy)


HP DITENTENG DI JALAN
– BB : Lagi nungguin bbm dari si ayang : (always
bbm)
– Android : Lagi sambil nge-restore, rom yang sebelumnya ga enak. (always ngoprek)
– Iphone : Gpp, seneng aja megangnya. (always bangga)

DI DALAM CAFE SENDIRIAN
– BB : Wakaka, bego banget sih neh orang, broadcast ke yang laen ahh. (dengan suara kencang)
– Iphone/Android : senyum2, baca tret di kaskus “ada ababil pake BB ketawa kenceng banget di cafe”

NGECHARGE HP SAMBIL DI PAKE
– BB : lagi tanggung neh, si A curhat seru banget di grup.
– Iphone : lagi tanggung neh, bentar lagi level 200 selese gw.
– Android : lagi tanggung neh, download rom baru, ga sabar pengen ngeflash.

STATUS BUSY DI MESSAGING
– BB : ga bisa diganggu, lagi nyetir. (hanya nyetir yang bisa menghentikannya)
– Iphone : busy. “ga sengaja ke sync itunes, ilang deh apps gw” (for jailbreak users only)
– Android : not available, “lagi ngeflash rom” (almost all users)

LAGI SENENG
– Android : Horeee, akhirnya Hp gw dapet ICS, download… download
– Iphone : Horeee, akhirnya tamat juga neh game. Maen apaan lagi yah?
– BB : Horeee, akhirnya keluar juga BB gw dari service center.

NYASAR DI JALAN
– BB
A = BB user
T = temen yang nyupir
A : “bentar gw bbm temen gw yah… Oi ciiinnn, ke airport dari Jl. A lewat mana?”.
T : “udah dibales belom, kok lama?”.
A : “bentar lagi pending”.
T : “hadeehhh….”
– Iphone
B = Iphone user S = SIRI
B : “tenang ada SIRI”.
S : “What can I helped you sir B”.
B : “Show me the way to aerpot”.
S : “Sorry sir B, I don’t understand the meaning of Aerpot”. (pengucapan yang salah tidak akan dimengerti oleh SIRI)
– Android
C = Android User
T = Temen yang nyetir
C : “Tenang ada Google Maps…. oke dapet… 100 meter depan belok kiri”.
T : “ohh oke… 100 meter kan… bukan belokan di depan berarti”.
C : “ehh… loh.. kyknya yang itu deh”.
T : “Lah katanya 100 meter?”.
C :”Maap lagi dapet EDGE, Accuracy 1000 meter “.
(akurasi google maps tidak cukup hanya gps,
butuh signal juga. Kecuali pake 3rd party seperti ndrive/papago)

APLIKASI
– Iphone : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, cmn mahal juga yah 25 dollar. Nabung
dulu deh.(menghargai hasil kerja orang lain)
– Android : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, download ahh dari blapkmarket/pandaapp/apktop /4*shared/filestube. (hidup petani )
– BB : Wah kayaknya keren neh aplikasi buat edit foto, ada yang buat BB ga yah?? (so sorry to heard that)

GAME ONLINE
– Iphone : “Ayo coba lawan karakter Homerun 3D gw”
– Android : “Sapa takut? buruan add gw.”
– BB : “Ya udah, gw kasih support aja deh buat kalian.”

BROWSING
– Android : “Beehh liat deh di website ini, keren euy”
– Iphone : “yahh pake flash yah, ga nongol di gue”
– BB : “ini web kok ngga muncul2 yah?”

YOUTUBE STREAMING
– Android : “Wakaka kocak neh video”
– Iphone : “Mana2… apa judulnya?? Haha iya gebleg
banget”
– BB : “Berisik… boros pulsa tau….

DEBAT DEVICE
A = Android freak
I = Iphone freak
B = Blackberry freak

A : “android is the best”
I : “iphone lah lebih mantab”
B : “tapi kalian berdua kan ga punya BBM”
A : “tapi google maps gw paling lengkap petanya”
I : “gw juga punya google maps, game gw lebih banyak”
A : “ahh… game terkenal iphone bentar lagi juga ada di android, elo kan ga bisa dioprek sistemnya”
I : “gw bisa di jailbreak kok, tapi SIRI gw keren abis”
A : “lebih responsif juga google voice gw, elo kan ga bisa jalanin flash”
I : “ngapain flash kan berat, mending html5″
A : “kalo itu sih gw juga bisa, terus….(dipotong oleh B)”
B : “tapi kalian berdua kan ga punya BBM”

BELI HP BARU
Iphone : beli ini untuk 1-2thn kedepan (mencari efisiensi)
BB : ini BB gw yang terakhir (mencari-cari alasan)
Android : Anjriiittt, udah mau keluar lagi yang baru (mencari duit tambahan )


PERJALANAN HP
– Iphone
2G : Pelopor Full touchscreen
3G : Pelopor smartphone tipis
3GS: Pelopor kenaikan IOS di dunia
4 : Pelopor HD Display
4S : Pelopor ganti iphone baru

– Android
1.5 : Bener-bener pemain baru
1.6 : Benerin yang 1.5
2.1 : Bener-bener niat ngejar IOS
2.2 : Mesti banyak dibenerin
2.3 : Bener-bener ueeenaaakk dipake
3.0 : Bener-bener buat tab
4.0 : Bener-bener deh… masa device gw ga dapet

– BB
Pearl : Yang penting
BB Curve : Yang penting BBM
Bold : Yang penting Keren
Storm : Yang penting Touchscreen
Onyx : Yang penting buat kerja
Torch : Yang penting style dapet, touchscreen dapet
Dakota, Bellagio, Apollo : Yah ga penting-penting amat, yang penting BB baru
(Di Ambil dari Indonesian Android Community)

Minggu, 22 April 2012


1. Wanita cantik bukan menjadi jaminan kehidupan kita menyenangkan apalagi jelek.

2. Menahan gelak tawa itu tidak sehat, Gelak tawa akan turun ke bawah dan membasahi celanda anda – p. valery
...
3. Pakain itu adalah pagar pelindung, pagar seharusnya melindungi tanpa menghalangi pemandangan yang indah.

4. Cara terbaik untuk mewujudkan impianmu adalah bangun dari tidur

5. Pandangilah langit sebagai kebesaran Tuhan, pandangilah laut sebagai anugrah tuhan, dan pandangilah cermin sebagai “Kutukan TUHAN”

6. Dalam Pantat yang sehat, terdapat kentut yang kuat

7. Semakin belajar, semakin banyak kita tahu, semakin banyak yang kita tahu, semakin banyak yang kita lupa, semakin banyak yang kita lupa, semakin sedikit yang kita tahu, Jadi kenapa kita sibuk belajar ?

8. Diam itu emas, emas itu kuning, kuning itu T*I, jadi diam – diam cepirit.

9. Orang bijaksana tidak menikah, setelah menikah mereka menjadi bijak sana dan bijak sini.

10. Berakit – rakit dahulu berenang – renang ke tepian, bersakit – sakit dahulu. meriang – meriang kemudia….

11. Uang bukan segala nya,,,masih ada MasterCard dan Visa

12. Saya tidak ngiler dengan harta atau tahta,,,tapi saya ngiler kalo tidur miring

13. kegagalan adalah kesuksessan yang tertunda,,,,Kebohongan adalah kejujuran yang tertunda…

14. Berlatih membuat kita menjadi sempurna, tapi tidak ada manusia yang sempurna, jadi buat apa kita susah payah berlatih…?

Berbaiklah hidup ini pasti nikmat hidup mu !!!


TERTAWA
Sekali tertawa pusing kepala hilang.
Dua kali tertawa bencipun sirna.
Tiga kali tertawa persoalan lari.
Empat kali tertawa penyakit sembuh
Lima kali tertawa jadi awet muda.
Enam kali tertawahati penuh suka cita.

SENYUM
Sekali senyum curiga hilang.
Dua kali senyum jadi sahabat.
Tiga kali senyum hati penuh damai.
Empat kali senyum beban jadi ringan
Lima kali senyum rezeki datang.
Enam kali senyum keluarga rukun.

HATI
Hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Hati yang keras menemui jalan buntu.
Hati yang lembut mendatangkan sahabat.
Hati yang loba menciptakan perangkap
Hati yang bersih menjauhkan masalah.
Hati yang licik mendatangkan musuh.

MARAH
Sekali marah Suka cita hilang.
Dua kali marah Akal sehat terbang
Tiga kali marah Tekanan darah naik.
Empat kali marah teman-teman pergi
Lima kali marah Jadi cepat tua.
Enam kali marah Pintu dosa terbuka.

BANYAK
Dalam hidup ini…
Berdoalah yang banyak,agar hati tenang.
Taburlah yang banyak,agar menuai banyak.
Bertanyalah yang banyak,agar ilmu bertambah

SEDIKIT
Dalam hidup ini…
Kerja hati-hatilah sedikit,agar luput dari celaka.
Selesai kerja santailah sedikit,agar kekuatan pulih kembali.
Sampai rumah happy-lah sedikit,agar keluarga senang

KURANGI & PERBANYAK
Dalam hidup ini…
Kurangi ucapan yang mendendam,
perbanyak ucapan yang mengasihi.Kurangi kata-kata yang mengejek,
perbanyak kata-kata yang menghargai
Kurangi kata-kata yang melemahkan,
perbanyak kata-katayang mendorong.
Kurangi perkataan yang menolak,
perbanyak perkataan yang memperhatikan.
Kurangi kata-kata kritik,
perbanyak perkataanyang membangun.
Kurangi kata-kata yang sia-sia,
perbanyak kata-katayang mendatangkan inspirasi.
Kurangi kata-kata yang kasar,
perbanyak kata-katayang lemah lembut.

Negative Thinking --> Positive Thinking = Right Thinking


Seringkali saya bilang bukan hanya pada diri saya sendiri, tapi pada orang-orang terdekat saya, bahwa jalanilah hidup ini dengan berpikir positif. Karena dengan begitu maka kita tidak akan dihantui oleh perasaan-perasaan yang memang seharusnya tidak perlu ada.

Saat kita menemui suatu permasalahan, berpikirlah positif. Saat kita memperoleh
kegagalan dalam kesuksesan, berpikirlah positif. Saat kita menghadapi jalan buntu, berpikirlah positif. Karena sesungguhnya jalan keluar suatu permasalahan itu pasti ada, dan jalan keluar itu bisa kita raih jika kita terus berpikir positif.

Yakinlah, akan selalu ada
cahaya yang menerangi dalam gelap.

Sebuah kisah bijak aku peroleh dari sahabatku, semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran hidup kita tentang arti pentingnya berpikir positif. Yuk, kita simak aja.

*****
Suatu ketika , seorang pria menelepon Norman. Ia tampak sedih, tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Akhirnya, Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

"Semuanya telah hilang, tak ada harapan lagi" kata pria itu.

"Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini." keluh pria itu.

Norman tersenyum penuh simpati...

"Mari kita pelajari keadaan Anda", katanya kepada pria itu dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman.

Ia menyarankan pada pria itu agar pada kolom kiri, dituliskan apa-apa saja yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia diharuskan untuk menulis apa-apa saja yang masih tersisa.

" Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan, " kata pria itu tetap dalam kesedihan.
" Aku sudah tidak punya apa-apa lagi."

"Lalu kapan kau bercerai dari istrimu ?" tanya Norman.

" Hei, apa maksudmu ? Aku tidak bercerai dari istriku, ia amat mencintaiku ! "
" Wah bagus sekali kalau begitu" sahut Norman antusias..

"Mari kita catat sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan, istri yang sangat mencintai " Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara ? " lanjut Norman bertanya...

" Anda ini konyol sekali . Tak ada anakku yang masuk penjara !" ujar pria itu sedikit kesal..
" Bagus ! ini menjadi hal nomor dua untuk kolom sebelah kanan " Anak-anak tidak berada dalam penjara" kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, pria itu akhirnya mulai menangkap apa dari maksud Norman dan tertawa pada
diri sendirinya.

" Menggelikan sekali, betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berfikir dengan cara seperti itu," kata pria itu.
*****


Kata orang bijak, bagi hati yang sedih, lagu yang riang sekalipun akan terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, dunia pun akan terjungkir balik.......

Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif....

Tapi apakah semua itu sudah cukup? Tentu belum ! Lho, kenapa?

Ada sebuah pertanyaan, "Sebenarnya apa yang menjadi dasar untuk menentukan yang mana masuk positive thinking dan mana yang masuk negative thinking?"

Saat saya merenungkan pertanyaan ini saya langsung teringat dengan berbagai peristiwa yang telah saya alami dalam
hidup saya. Saya juga telah mempraktekkan positive thinking. Teman-teman saya juga begitu.

Ternyata positive thinking saja tidak cukup untuk bisa meraih
sukses. Positive thinking dan negative thinking masih dipengaruhi oleh persepsi dan keterbatassan pola pikir kita sendiri. Apa yang kita yakini sebagai sesuatu yang positif ternyata belum tentu positif. Bisa jadi, kita merasa atau yakin pikiran ini positif karena berdasar pada asumsi atau paradigma berpikir yang salah, yang masih dipengaruhi oleh belief system kita, yang kita yakini sebagai hal yang benar. Jadi kita merasa telah berpikir positif atau positive thinking. Padahal belum tentu yang kita lakukan adalah positive thinking.

Kita harus bergerak dari negative thinking ke positive thinking dan akhirnya mencapai Right Thinking. Mengapa right thinking? Right Thinking adalah mengetahui siapa diri kita yang sesungguhnya, apa tujuan hidup kita yang tertinggi, apa misi hidup kita di dunia ini, dan menyelaraskan diri dengan hukum abadi yang mengatur alam semesta. Right thinking juga berarti kita berpikir dengan dasar Kebenaran dan menjadi dasar dari semua proses dan level berpikir lainnya.

Right Thinking berasal dari kesadaran akan kebenaran atau dari realitas yang sesungguhnya dari setiap situasi yang kita hadapi. Right Thinking membuat kita mampu melihat segala sesuatu apa adanya, tanpa terpengaruh emosi sehingga kita bersikap netral.

Mungkin sampai di sini anda merasa bingung? Ok, saya beri contoh. Misalnya ada orang yang menghina kita. Apa yang kita lakukan? Kalau negative thinking maka kita pasti akan marah besar. Semakin berkobar emosi kita maka akan semakin negatif kita jadinya. Emosi yang dipicu oleh negative thinking ibarat bensin yang disiramkan ke kobaran
api. Kita menyalahkan orang yang telah menghina kita. Pokoknya, orang ini yang salah, titik.

Kita, biasanya, akan berusaha mengatasi hal ini dengan menggunakan positive thinking. Apa yang kita lakukan? Kita berusaha berpikir positif, berusaha memaafkan, berusaha mengerti, melakukan reframing, berusaha mengendalikan emosi kita, berusaha mencari hal-hal positif dari kejadian ini.

Bagaimana dengan Right Thinking? Dengan right thinking kita mencari kebenaran dari apa yang kita alami. Kita harus melampaui belief system kita untuk bisa menggunakan right thinking. Tanyakan kepada diri kita, "Kebenaran apa yang terkandung dalam kejadian ini?"

Saat kita mendapat jawaban dari
hati nurani kita dan kita melakukan tindakan berdasar jawaban yang kita peroleh maka pada saat itu kita telah menggunakan right thinking.

Right Thinking berarti kita menyadari sepenuhnya bahwa kita bukanlah pikiran kita. Kita adalah yang menggerakkan pikiran kita. Kita mencipta realita hidup kita. Kita bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kita alami, hal yang baik maupun yang buruk.

Saat seseorang menghina kita, apakah benar bahwa "kita" yang dihina? Coba tanyakan pada diri kita secara jujur. "Sebenarnya siapa sih yang dihina? Apakah benar saya dihina? Bagian mana dari diri saya yang merasa dihina?"

Kalau kita menggunakan Right Thinking maka kita sadar bahwa sebenarnya kita tidak dihina. Tidak ada seorang pun yang bisa menghina kita. Yang sebenarnya terjadi adalah kita telah memberikan makna terhadap kejadian itu, berdasar pada asumsi, persepsi, pengalaman
hidup di masa lalu, belief system, dan value kita, yang mengakibatkan munculnya emosi negatif. Eleanor Roosevelt dengan sangat bijak berkata, "No one can make you feel inferior without your consent."

OK, anda mungkin berkata, "Lha, tapi kita kan tetap tersinggung karena dihina." Kalau anda tetap bersikeras dengan pendapat ini, baiklah, ijinkan saya mengajukan satu pertanyaan pada anda, "Siapakah yang tersinggung atau merasa terhina? Aku? Saya?
Aku yang mana? Bagian mana dari diri saya yang tersinggung?"

Kalau kita mau jujur maka yang sebenarnya "kena" adalah perasaan kita. Pertanyaan selanjutnya adalah, "Apakah perasaan kita sama dengan diri kita? Apakah perasaan kita adalah diri kita?" Tentu tidak. Perasaan, sama dengan pikiran, akan selalu timbul dan tenggelam, tidak abadi, dan sudah tentu bukan diri kita.

Apakah sobat semua mengerti apa yang saya bicarakan??

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT


PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Sihwarini Widhia Kusuma, S.KM, M.PH.
A. Prinsip pendidikan kesehatan
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
B. Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat
Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasaran
a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja.

3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection) misal : imunisasi
c. Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko kecacatan.
d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.
C. Metode pendidikan kesehatan
1. Metode pendidikan Individual (perorangan)
Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;
1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif
2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya.
3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)
b. Interview (wawancara)
1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan
2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode pendidikan Kelompok
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
a. Kelompok besar
1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok ;
Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.
2) Curah pendapat (Brain Storming) ;
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola salju (Snow Balling)
Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan peranan (Role Play)
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6) Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
3. Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :
a. Ceramah umum (public speaking)
Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional, misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh : ”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.
d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006)
e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh : Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya (Pemberantasan Sarang Nyamuk).


D. Alat bantu dan media pendidikan kesehatan
1. Alat bantu (peraga)
a. Pengertian ;
Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, sering disebut sebagai alat peraga. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu kerucut. Menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara, demonstrasi, field trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film, rekaman/radio, tulisan, kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat kurang efektif/intensitasnya paling rendah.
b. Faedah alat bantu pendidikan
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak.
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa.
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain.
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku pendidikan.
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Menurut penelitian ahli indra, yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75-87% pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata, sedangkan 13-25% lainnya tersalurkan melalui indra lain. Di sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan.
9) Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.
10) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.
c. Macam-macam alat bantu pendidikan
1) Alat bantu lihat (visual aids) ;
- alat yang diproyeksikan : slide, film, film strip dan sebagainya.
- alat yang tidak diproyeksikan ; untuk dua dimensi misalnya gambar, peta, bagan ; untuk tiga dimensi misalnya bola dunia, boneka, dsb.
2) Alat bantu dengar (audio aids) ; piringan hitam, radio, pita suara, dsb.
3) Alat bantu lihat dengar (audio visual aids) ; televisi dan VCD.
d. Sasaran yang dicapai alat bantu pendidikan
1) Individu atau kelompok
2) Kategori-kategori sasaran seperti ; kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dsb.
3) Bahasa yang mereka gunakan
4) Adat istiadat serta kebiasaan
5) Minat dan perhatian
6) Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.
e. Merencanakan dan menggunakan alat peraga
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Tujuan pendidikan, tujuan ini dapat untuk :
a) Mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep.
b) Mengubah sikap dan persepsi.
c) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
2) Tujuan penggunaan alat peraga
a) Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran/pendidikan.
b) Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah.
c) Untuk mengingatkan sesuatu pesan / informasi.
d) Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
f. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan ketrampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
Contoh : satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-anak harus diperlihatkan satu persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.
g. Cara mengunakan alat peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung dengan alatnya. Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan menggunakan film slide. Faktor sasaran pendidikan juga harus diperhatikan, masyarakat buta huruf akan berbeda dengan masyarakat berpendidikan. Lebih penting lagi, alat yang digunakan juga harus menarik, sehingga menimbulkan minat para pesertanya.
Ketika mempergunakan AVA, hendaknya memperhatikan :
1) Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
2) Tunjukkan perhatian, bahwa hal yang akan dibicarakan/diperagakan itu, adalah penting.
3) Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar, agar mereka tidak kehilangan kontrol dari pihak pendidik.
4) Nada suara hendaknya berubah-ubah, adalah agar pendengar tidak bosan dan tidak mengantuk.
5) Libatkan para peserta/pendengar, berikan kesempatan untuk memegang dan atau mencoba alat-alat tersebut.
6) Bila perlu berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya.


2. Media pendidikan kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (audio visual aids/AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau ”klien”. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 (tiga) : Cetak, elektronik, media papan (bill board)
1) Media cetak
1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
2) Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan atau keduanya.
3) Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
4) Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
2) Media elektronik
1) Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dll.
2) Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dll.
3) Video Compact Disc (VCD)
4) Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.
5) Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.
3) Media papan (bill board)
Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi – informasi kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi).
E. Perilaku kesehatan
1. Konsep perilaku
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respons). Ia membagi respons menjadi 2 :
a. Respondent respons/reflexive respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsangan semacam ini disebut elicting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya : makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menimbulkan mata tertutup, dll. Respondent respons (respondent behavior) ini mencakup juga emosi respons atau emotional behavior. Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organisme yang bersangkutan. Misalnya menangis karena sedih/sakit, muka merah (tekanan darah meningkat karena marah). Sebaliknya hal-hal yang mengenakkan pun dapat menimbulkan perilaku emosional misalnya tertawa, berjingkat-jingkat karena senang, dll.
b. Operant Respons atau instrumental respons, adalah respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh karena itu, perangsang yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. Contoh : Apabila seorang anak belajar atau telah melakukan suatu perbuatan, kemudian memperoleh hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain, responsnya akan lebih intensif atau lebih kuat lagi.
2. Perilaku kesehatan
Yaitu suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku kesehatan mencakup 4 (empat) :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia merespons, baik pasif (mengetahui, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya maupun di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkatan-tingkatan pencegahan penyakit, misalnya : perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior), adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya : tidur dengan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi,dll. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra.
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan tradisional maupun modern. Perilaku ini mencakup respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-obatan, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguanaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya/zat gizi, pengelolaan makanan, dll.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri (dengan air bersih, pembuangan air kotor, dengan limbah, dengan rumah yang sehat, dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor), dan sebagainya.
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health behavior) sebagai berikut :
1) Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
2) Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasakan sakit, untuk merasakan merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit, termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakuakan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.
3. Bentuk perilaku
Secara lebih operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons berbentuk 2 (dua) macam :
a. Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misal tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya ; seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu mencegah suatu penyakit tertentu, meski ia tak membawa anaknya ke puskesmas, seseorang yang menganjurkan orang lain untuk ber-KB, meski ia tidak ikut KB. Dari contoh di atas ibu itu telah tahu guna imunisasi dan orang tersebut punya sikap positif mendukung KB, meski mereka sendiri belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behavior).
b. Bentuk aktif, yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut KB dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, maka disebut ”overt behavior”.
4. Domain perilaku kesehatan
a. Menurut Bloom
1) Perilku kognitif (kesadaran, pengetahuan)
2) Afektif (emosi )
3) Psikomotor (gerakan, tindakan)
b. Menurut Ki Hajar Dewantara
1) Cipta (peri akal)
2) Rasa (peri rasa)
3) Karsa (peri tindak)
c. Ahli-ahli lain
1) Knowledge (pengetahuan), yaitu hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan (rasa, lihat, dengar, raba, bau) terhadap suatu obyek tertentu.
2) Attitude (sikap), yaitu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Ahli lain menyatakan kesiapan/kesediaan seseorang untuk bertindak.
3) Practice (tindakan/praktik). Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari fihak lain, misal suami atau istri, orang tua atau mertua, sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana.
d. Metode pendidikan untuk mengubah masing-masing domain perilaku
Merubah Pengetahuan
Merubah Sikap
Merubah Praktik
Ceramah
Diskusi Kelompok
Latihan sendiri
Kuliah
Tanya Jawab
Bengkel kerja
Presentasi
Role Playing
Demonstrasi
Wisata Karya
Pemutaran film
Eksperimen
Curah pendapat
Video
Seminar
Tape Recorder
Studi kasus
Simulasi
Tugas baca
Simposium
Panel
Konferensi
5. Tiga faktor pokok yang melatarbelakangi/mempengaruhi perilaku :
a. Faktor Predisposing, berupa pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dll.
b. Faktor Enabling/pemungkin, berupa ketersediaan sumber-sumber/fasilitas, peraturan-peraturan.
c. Faktor Reinforcing/mendorong/memperkuat, berupa tokoh agama, tokoh masyarakat.
F. Perubahan perilaku dan proses belajar
1. Teori stimulus dan transformasi
Teori stimulus - respon kurang memperhitungkan faktor internal, dan transformasi yang telah memperhitungkan faktor internal. Teori stimulus respon yang berpangkal pada psikologi asosiasi menyatakan bahwa apa yang terjadi pada diri subjek belajar adalah merupakan rahasia atau biasa dilihat sebagai kotak hitam ( black box). Belajar adalah mengambil tanggapan - tanggapan dan menghubungkan tanggapan - tanggapan dengan mengulang - ulang. Makin banyak diberi stimulus, makin memperkaya tanggapan pada subyek belajar.
Teori transformasi yang berlandaskan psikologi kognitif, menyatakan bahwa belajar adalah merupakan proses yang bersifat internal di mana setiap proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, antara lain metode pengajaran. Faktor eksternal itu misalnya persentuhan, repetisi/pengulangan, penguat. Faktor internal misalnya fakta, informasi, ketrampilan, intelektual, strategi.
2. Teori-teori belajar sosial (social learning)
a. Teori belajar sosial dan tiruan dari Millers dan Dollard
Ada 3 macam mekanisme tingkah laku tiruan;
1) Tingkah laku sama (same behavior).
Contoh : dua orang yang berbelanja di toko yang sama dan dengan barang yang sama.
2) Tingkah laku tergantung (macthed dependent behavior).
Contoh : kakak-beradik yang menunggu ibunya pulang dari pasar. Biasanya ibu mereka membawa coklat (ganjaran). Adiknya juga mengikuti. Adiknya yang semula hanya meniru tingkah laku kakaknya, di lain waktu meski kakaknya tak ada, ia akan lari menjemput ibunya yang baru pulang dari pasar.
3) Tingkah laku salinan (copying behavior)
Perbedaannya dengan tingkah laku bergantung adalah dalam tingkah laku bergantung ini si peniru hanya bertingkah laku terhadap isyarat yang diberikan oleh model pada saat itu saja. Sedangkan pada tingkah laku salinan, si peniru memperhatikan juga tingkah laku model di masa lalu dan masa yang akan datang. Tingkah laku model dalam kurun waktu relatif panjang ini akan dijadikan patokan si peniru untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri di masa yang akan datang, sehingga lebih mendekati tigkah laku model.
b. Teori belajar sosial dari Bandura dan Walter
1) Efek modeling (modelling effect), yaitu peniru melakukan tingkah laku baru melalui asosiasi sehingga sesuai dengan tingkah laku model.
2) Efek menghambat (inhibition) dan menghapus hambatan (disinhibition), dimana tingkah laku yang tidak sesuai dengan model dihambat timbulnya, sedangkan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku model dihapuskan hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata.
3) Efek kemudahan (facilitation effect), yaitu tingkah laku-tingkah laku yang sudah pernah dipelajari oleh peniru lebih mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model.

Kepustakaan :
Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat, ed. 1.
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Depkes RI. Tt. Buku pedoman kerja Puskesmas jilid III