Bentuk
Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap
muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu,
Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu persatu :
1.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara,
sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa
kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut
sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi mengatakan bahwa
sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui
gerakan tubuh (body language).
Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang
ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang
komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk
beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi
secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud
disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena, setiap daerah memiliki
budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti,
sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah
:
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk
(Cangara, 2004:101):
a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :
1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya,
V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan
2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu.
Misalnya, Tinggi badanya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang
3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional
seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga
mengisyaratkan suatu pesan.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala,
misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu.
Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang mata lah yang paling
menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu.
Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka
tatapannya akan terasa berbeda.
c. Sentuhan (Touching)
Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada
tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim,
misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan
pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang
komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika
sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui
bahwa suaminya memanggil dia.
E. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini
merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang
dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.
F. Postur Tubuh
Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur
tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius,
pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut
cerdas, bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang
humoris, santai, dan cerdik.
G. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.
H. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah
tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda
apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.
I. Bau
Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda
dengan wewangian makanan.
1.2 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan
atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai
seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang
mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral
Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written
Communication (menulis dan membaca).
ORAL COMMUNICATION :
a. Berbicara
Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral.
Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan
persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat
diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.
Keunggulan Berbicara :
* Tidak Merepotkan
* Waktu yang diperlukan lebih sedikit
* Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku
* tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang
dituju (secara materil)
* Langsung diterima komunikasn
* Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh
* Feedback langsung dapat terlihat
Kekurangan :
* Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan
seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.
* Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting
akan hilang.
* Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga
langsung men-judge seseorang by cover.
Meningkatkan Efektifitas Berbicara :
* Pengucapan yang jelas
* bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
* kecepatan pengucapan yang wajar
* nada dan volume yang tepat
* suasana yang menunjang
* cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong
dengan petani. maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah
low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).
Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)
* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya
tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca,
menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda
bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya
komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai
unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
* Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi
kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena
lainnya.
* Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang
tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian
yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang
sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
* Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar
berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya
seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah.
Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka
katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah
berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.
* Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan
rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri,
misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.
b. Menyimak (Listening)
Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal
dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam
Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran
kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh.
Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.
Proses Menyimak :
* Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera
pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
* Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi
penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise
disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk
memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik
curhat atau smsan.
* Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses
menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan
atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.
* Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan,
maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian
dari retensi (memori jangka panjang)
* Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan
membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan
mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan
yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di
serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field
of Experience).
* Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu
umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat
bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam,
kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau
pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.
Hambatan Menyimak :
1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang
selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si
sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara
seperti “Eh.. Um..”
3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami
kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang
sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap
4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.
1.3 Membaca
Prinsip-prinsip memaca
1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori
kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca
sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus
membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan
tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.
2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan
berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk
pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca
harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami
dalam bacaan tersebut.
4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca
dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat
pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage
informasi dalam ingatan kita.
Empat Cara Membaca agar Efisien :
1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term
retention.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi
kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
Efisiensi :
* Konsentrasi
* Menggerakan Mata
* Duduk dengan tenang
* Jangan biarkan ada noise factor
* Garis bawahi yang penting
* Buat Ulasan
* Mengontrol faktor Pribadi
* Mengontrol faktor lingkugan
Cara membaca :
1. Titian Jembatan (Buatlah sebuat Jembatan Ingatan seperti MEJIKUHIBINIU)
2. Set priorities, buatlah apa yang kita baca menjadi prioritas kita
3. Berpikir
4. Mengulang-ulang
1.4 Menulis
Dalam Written Communication, Perhatikan :
1. alat tulis, kertas, dll
2. bentuk penulisan, warna dan huruf
3. bahsa dan gaya penulisan
4. percetakan yang memadai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar