Senin, 30 Juli 2012

Menikmati Surga Wisata Kepulauan Sulawesi


Menikmati Surga Wisata Kepulauan - HAMPARAN pantai beralaskan pasir putih terbentang sepanjang mata memandang. Langit cerah bertemu birunya samudra hingga ke ujung cakrawala. Pohon nyiur melambai-lambai, mengikuti irama angin sepoi. Suasana surgawi itu bukanlah fantasi di siang bolong, melainkan gambaran nyata keindahan alam maritim Nusantara.

Keindahan itu bisa didapatkan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kabupaten yang sebagian besar wilayahnya berstatus taman nasional itu merupakan akronim dari empat pulau utama yang membentuknya, yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.

Namun, keindahan pemandangan ”permukaan” tersebut baru sebagian dari harta karun keindahan yang dimiliki Wakatobi. Keistimewaan sesungguhnya terletak di bawah laut Wakatobi yang menyandang julukan sebagai jantung segi tiga karang dunia.

Dari data Kementerian Kehutanan, Wakatobi memiliki 25 gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili hidup di areal seluas 90.000 hektar di perairan Wakatobi.

Itu menjadi surga bagi pencinta kehidupan bawah laut. Setidaknya terdapat 100 tempat lokasi menyelam (diving) kelas diamond yang tersebar di hampir seluruh bagian kepulauan. Snorkeling pun bisa dilakukan dengan mudah di pantai-pantai terdekat.

Lautan Wakatobi juga dipenuhi setidaknya 93 spesies ikan hias. Atraksi lumba-lumba di alam bebas bisa dinikmati sepanjang tahun. Pada bulan Agustus-September, migrasi paus dari Australia yang melintasi Wakatobi menjadi pemandangan yang takkan terlupakan.

Keindahan alam maritim Nusantara juga terdapat di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kepulauan ini terdiri atas pulau utama Derawan, Kakaban, Sangalaki, dan Maratua.

Wisatawan dapat menyaksikan penyu hijau (Chelonia mydas) di Derawan dan Sangalaki, menikmati ikan pari (Manta ray) di Sangalaki, merasakan sensasi ubur-ubur tanpa sengat di Kakaban, dan indahnya panorama bawah laut di Maratua.

Penginapan berada di Pulau Derawan. Ada sekitar 120 homestay dan resor di pulau seluas 44,7 hektar itu.

Dengan seluruh kekayaan alam ini, potensi Wakatobi dan Derawan sebagai alternatif wisata sudah tidak diragukan. Kedua tempat itu layak menjadi pilihan berwisata akhir tahun. ”Penginapan untuk Tahun Baru sudah penuh. Saat Tahun Baru, libur sekolah, dan Lebaran memang begini,” kata Kepala Kampung Derawan Haji Bachri.

80 juta

Namun, Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata, Asnawi Bahar mengatakan, tren wisata akhir tahun secara nasional masih didominasi berbagai destinasi di Indonesia barat. ”Dari lebih kurang 80 juta warga yang berwisata akhir tahun, destinasi ke wilayah Indonesia timur diperkirakan hanya 3-4 persen,” ujarnya.

Kondisi itu tidak lepas dari kurangnya promosi wisata di Indonesia timur yang kaya potensi wisata maritim. Selain itu, ada permasalahan minimnya infrastruktur, khususnya transportasi, yang membuat akses terhadap obyek wisata sulit dan mahal.

Hal itu diakui General Manager Patuno Resort Mohini Johnson. Patuno merupakan salah satu resor di pulau utama Wakatobi, Wangi-wangi. ”Transportasi masih menjadi persoalan karena mahal,” katanya.

Sebagai gambaran, biaya transportasi Jakarta-Wakatobi dengan pesawat pergi pulang Rp 4 juta-Rp 5 juta per orang dengan transit di Makassar. Baru ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute Makassar-Wakatobi.

Begitu juga di Derawan. Dibutuhkan biaya Rp 4 juta per orang untuk transportasi dua kali naik pesawat ke Balikpapan dan Berau, kemudian disambung dengan kapal cepat. Biaya itu belum termasuk penyewaan alat selam dan penginapan.

Promosi juga menjadi kendala utama di Derawan. Minimnya promosi membuat daerah wisata itu kurang bergaung di level nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar