A.
Pengertian
Undang-undang
Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan: Kesehatan adalah keadaan sejahtera
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosail
dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.Kesehatan itu hanya mencangkup tiga
aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut UU No.23/1992, kesehatan
itu mencangkup 4 aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi.
Hal
ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,
dan sosial, tapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan
atau menghasilkan secara ekonomi. Misalnya sekolah atau kuliah bagi anak remaja,
dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila. Kesehatan itu bersifat holistic atau menyeluruh.
B.
Upaya Kesehatan
Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan menigkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Pemeliharaan kesehatan mencakup
dua aspek, yakni: kuratif (pengobatan penyakit)
dan rehabilitative (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat).
Sedang peningkatan kesehatan mencakup dua aspek, yakni: preventif (pencegahan penyakit)
dan promotif ( peningkatan kesehatan itu sendiri).
Upaya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pada umunya dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.
Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care) : bagi kasus
atau penyakit ringan
2.
Sarana pemeliharan kesehatan tingkat dua (secondary care) : rujukan
bagi kasus-kasus atau penyakit dari primer
3.
Sarana pemeliharan kesehatan tingkat tiga (tertary care) : rujukan
bagi kasus-kasus atau penyakit yang sudah tidak bisa ditangani pada sarana
primer dan pelayanan kesehatan sekunder.
C.
Kesehatan Masyarakat
Secara
umum kesehatan di bagi menjadi dua, yakni kesehatan individu dan kesehatan agregat
(kumpulan individu) atau kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat (public
health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
- Perbaikan sanitasi lingkungan
- Pemberantasan penyakit-penyakit menular
- Pendidikan untuk kebersihan perorangan
- Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan
- Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa
kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi,
ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial,
dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. Dilihat dari ruang lingkup atau bidang
garapannya, kesehatan masyarakat tersebut mencakup: kesehatan/sanitasi lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, yang tidak lepas dari epidemiologi, pendidikan kesehatan,
manajemen pelayanan kesehatan, dan sebagainya.
D.
Dasar
Pendidikan dalam Kesehatan Masyarakat
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesehatan :
1.
Faktor internal
terdiri dari :
a.
Faktor fisik
b.
Factor psikis
2.
Faktor eksternal
terdiri dari berbagai faktor antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan,
dan sebagainya.
Berdasarkan
urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Lingkungan,
yang mencakup lingkungan fisik, sosil, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya
2.
Perilaku
3.
Pelayanan kesehatan
4.
Hereditas (keturunan)
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN
(Promosi Kesehatan)
A.
Pendidikan
Kesehatan dan Perilaku
Perilaku merupakan factor terbesar kedua setelah
factor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat
(Blum:1974). Masing-masing upaya tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kedua upaya tersebut dilakukan melalui:
1.
Tekanan
(enforcement)
Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi
perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan atau koersi(coertion). Pendekatan
atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku.
2.
Edukasi
(education)
Upaya agar masyarakat berprilaku atau mengadopsi
perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi,
memberikan kesadaran, dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau
penyuluhan kesehatan
B.
Batasan
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharap kan oleh pelaku pendidikan. Dari
batasan ini tersirat unsur-unsur pendidikan yakni:
1.
Input adalah sasaran
pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidik)
2.
Proses (upaya
yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain)
3.
Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).
Sedangkan
pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan.
C.
Pendidikan
Kesehatan atau Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan sebagai besar atau cabang dari
ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari
penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat
sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek (practice) tentang kesehatan
atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah.
Prinsip Pendidikan Kesehatan
1.
Pendidikan kesehatan
bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang
dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2.
Pendidikan kesehatan
tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan
itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3.
Bahwa yang
harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan
tingkah lakunya sendiri.
4.
Pendidikan kesehatan
dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan
masyarakat
Ruang lingkup pendidikan
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
1. Dimensi sasaran
a.
Pendidikan kesehatan
individu dengan sasaran individu
b.
Pendidikan kesehatan
kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
c.
Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran
masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaan
a.
Pendidikan kesehatan di
rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga
b.
Pendidikan kesehatan di
sekolah dengan sasaran pelajar.
c.
Pendidikan kesehatan di
masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
a.
Pendidikan kesehatan
promosi kesehatan (Health Promotion), misal : peningkatan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
b.
Pendidikan kesehatan untuk
perlindungan khusus (Specific Protection) misal : imunisasi
c.
Pendidikan kesehatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early diagnostic and prompt treatment)
misal : dengan pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko
kecacatan.
d.
Pendidikan kesehatan untuk
rehabilitasi (Rehabilitation) misal : dengan memulihkan kondisi cacat
melalui latihan-latihan tertentu.
Konsep perilaku
Skinner (1938), seorang
ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hasil hubungan
antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respons). Ia membagi respons
menjadi 2 :
a.
Respondent respons/reflexive
respons, ialah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsangan
semacam ini disebut elicting stimuli, karena menimbulkan respons-respons
yang relatif tetap, misalnya : makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur,
cahaya yang kuat akan menimbulkan mata tertutup, dll. Respondent respons (respondent behavior) ini mencakup juga
emosi respons atau emotional behavior.
Emotional respons ini timbul karena hal yang kurang mengenakkan organisme
yang bersangkutan. Misalnya menangis karena sedih/sakit, muka merah (tekanan
darah meningkat karena marah). Sebaliknya hal-hal yang mengenakkan pun dapat
menimbulkan perilaku emosional misalnya tertawa, berjingkat-jingkat karena
senang, dll.
b.
Operant Respons atau
instrumental respons, adalah respons yang
timbul dan berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu. Perangsang semacam
ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena
perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh
organisme. Oleh karena itu, perangsang yang demikian itu mengikuti atau
memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. Contoh : Apabila
seorang anak belajar atau telah melakukan suatu perbuatan, kemudian memperoleh
hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi
melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain, responsnya akan lebih intensif
atau lebih kuat lagi.
Perilaku kesehatan
Yaitu suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku
kesehatan mencakup 4 (empat) :
a.
Perilaku seseorang terhadap
sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia merespons, baik pasif
(mengetahui, mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya maupun
di luar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan
penyakit dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan
sendirinya sesuai dengan tingkatan-tingkatan pencegahan penyakit, misalnya :
perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior), adalah
respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya : tidur dengan kelambu
untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi,dll. Persepsi adalah sebagai
pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra.
b.
Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, baik
pelayanan kesehatan tradisional maupun modern. Perilaku ini mencakup respons
terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan
obat-obatan, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguanaan
fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c.
Perilaku terhadap makanan (nutrition
behavior), yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital
bagi kehidupan, meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap
makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya/zat gizi, pengelolaan
makanan, dll.
d.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental
health behavior) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan
itu sendiri (dengan air bersih, pembuangan air kotor, dengan limbah, dengan
rumah yang sehat, dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vektor), dan
sebagainya.
Becker
(1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health
behavior) sebagai berikut :
a.
Perilaku kesehatan (health
behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk juga
tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih
makanan, sanitasi, dan sebagainya.
b.
Perilaku sakit (illness
behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang individu yang merasakan sakit, untuk merasakan merasakan dan mengenal
keadaan kesehatannya atau rasa sakit, termasuk kemampuan atau pengetahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha
mencegah penyakit tersebut.
c.
Perilaku peran sakit (the sick role
behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakuakan oleh individu
yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping
berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap
orang lain, terutama anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung
jawab terhadap kesehatannya.
3. Bentuk perilaku
Secara lebih operasional,
perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap
rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons berbentuk 2 (dua)
macam :
a.
Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misal tanggapan atau
sikap batin dan pengetahuan. Misalnya ; seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu
mencegah suatu penyakit tertentu, meski ia tak membawa anaknya ke puskesmas,
seseorang yang menganjurkan orang lain untuk ber-KB, meski ia tidak ikut KB.
Dari contoh di atas ibu itu telah tahu guna imunisasi dan orang tersebut punya
sikap positif mendukung KB, meski mereka sendiri belum melakukan secara konkret
terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih
terselubung (covert behavior).
b.
Bentuk aktif, yaitu perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada
kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi
dan orang pada kasus kedua sudah ikut KB dalam arti sudah menjadi akseptor KB.
Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata,
maka disebut ”overt behavior”.
Peran Pendidikan dalam Kesehatan Masyarakat
Menurut :
1.
Nyswander
(1947)
Pendidikan
kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya
dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat
2.
Grout
(1958)
Mengatakan
bahwa Pendidikan Kesehatan adalah upaya mengartikan apa yang telah diketahui
tentang kesehatan ke dalam perilaku yang diinginkan dari perorangan dan
masyarakat melalui proses pendidikan
3. A
Joint Committee On Terminology In Health Education Of United States (1951)
Mendefinisikan
pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan bahwa pendidikan adalah
pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan
perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan ataupun kelompok. Pada tahun 1973 lembaga ini
mengubah definisi menjadi pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan-kegiatan dari intelektual, psikologi, dan sosial
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan
secara sadar dan mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga, dan masyarakat
Contoh Peran Pendidikan dalam Kesehatan
Masyarakat :
1.
Di Keluarga
Sejak masih kecil kedua orangtu kita telah
mendidik kita untuk hidup bersih dan hidup sehat seperti menjanga kebersihan
kamar lingkungan sekitar kita, mencuci tangan sebelum makan, dan masih banyak
lagi. Hal ini dilakukan agar setiap anggota keluarga terbiasa hidup sehat dan
hidup bersih. Dan dapat mengaplikasikan pembelajaran itu ke lingkungan dan
masyarakat sekitar mereka.
Di Sekolah:
Pada umumnya
sekolah mendidik siswanya untuk membuang sampah pada tempatnya, hal itu
dilakukan agar setiap siswa terbiasa dengan perilaku tersebut dan dapat
mengaplikasikannya ke lingkungan dan masyarakat sekitar mereka.
Dari
dua hal diatas kita dapat menyimpulkan bahwa melalui pendidikan kita dapat
membiasakan suatu kebiasaan hidup bersih bagi
diri kita sendiri dan kemudian akan mempengaruhi lingkungan sekitar masyarakat
kita. Sehingga lingkungan dan masyarakat disekitar kita dapat memelihara
kesehatan mereka dan kebersihan lingkungan mereka guna meningkatkan
kesejahteraan dan derajat kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar